untung99.art

untung99.art: 11 Pahlawan Asal Jawa Tengah RA Kartini hingga Jenderal Soedirman


Untung99 menawarkan beragam permainan yang menarik, termasuk slot online, poker, roulette, blackjack, dan taruhan olahraga langsung. Dengan koleksi permainan yang lengkap dan terus diperbarui, pemain memiliki banyak pilihan untuk menjaga kegembiraan mereka. Selain itu, Untung99 juga menyediakan bonus dan promosi menarik yang meningkatkan peluang kemenangan dan memberikan nilai tambah kepada pemain.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian untung99.art dengan judul untung99.art: 11 Pahlawan Asal Jawa Tengah RA Kartini hingga Jenderal Soedirman yang telah tayang di untung99.art terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di koresponden@untung99.art, Terimakasih.

Solo

Pahlawan nasional merupakan orang yang berjasa memperjuangkan kemerdekaan dari penjajah. Tahukah kamu ada beberapa pahlawan nasional yang berasal dari Jawa Tengah?

Berdasarkan data Direktorat Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan, dan Restorasi Sosial Kementerian Sosial, hingga saat ini Indonesia tercatat telah menetapkan sebanyak 200 orang sebagai pahlawan nasional. Dari jumlah tersebut, 31 orang di antaranya berasal dari Jawa Tengah.

Lantas siapa saja pahlawan berasal dari Jawa Tengah? Berikut ini 11 pahlawan nasional asal Jawa Tengah, dikutip detikJateng dari situs resmi Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia, Kamis (25/5/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Daftar Pahlawan dari Jawa Tengah

1. Jenderal Gatot Subroto

Jenderal Gatot Subroto lahir di Banyumas 10 Oktober 1909. Semasa hidupnya ia senantiasa turut serta dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari para penjajah dan pemberontak. Dalam sejarahnya Jenderal Gatot Subroto pernah diberikan amanat sebagai Panglima Tentara dan Teritorium Jawa Tengah di Semarang.

Selain itu beliau juga pernah menjabat sebagai Panglima Tentara dan Teritorium VII Wirabuana di Makassar. Terdapat beberapa aksi pemberontakan yang berhasil ditumpas oleh Jenderal Gatot Subroto misalnya DI/TII, pemberontakan Kahar Muzakar, dan PRRI/PERMESTA. Berkat jasa besarnya berdasarkan Keppres No.222 Tahun 1962 Jenderal Gatot Subroto ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

2. Jenderal Ahmad Yani

Jenderal Ahmad Yani lahir di Purworejo pada 19 Juni 1922. Ia merupakan putra dari pimpinan pabrik gula di Jenar Purworejo yang memiliki keturunan darah pahlawan dari eyang buyutnya yang merupakan prajurit Pangeran Diponegoro. Semasa menjadi TNI, Jenderal Ahmad Yani aktif dalam melakukan penumpasan terhadap aksi-aksi pemberontakan yang dilakukan diantaranya yakni menumpas DI/TII, PRRI/PERMESTA, dan pemberontakan PKI di madiun.

Jenderal Ahmad Yani menjadi salah satu korban aksi yang dilakukan PKI pada tanggal 1 Oktober 1965. Kala itu Ahmad Yani diculik dan dianiaya hingga meninggal dunia. Berkat jasa besarnya dalam mempertahankan dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, maka Jenderal Ahmad Yani ditetapkan menjadi salah satu pahlawan nasional dalam Keppres No.111/KOTI/1965.

3. Jenderal Soedirman

Jenderal Soedirman lahir di Purbalingga pada 24 Januari 1916. Beliau merupakan putra dari pasangan Karsid Kartawiraji dan Siyem. Dalam catatan sejarahnya Jenderal Soedirman tercatat pernah mengikuti pelatihan Tentara Pembela Tanah Air (PETA) dan menjadi Daidanco di Kroya. Kemudian Jenderal Soedirman membentuk BKR Banyumas dan melebur dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) bentukan pemerintah. Pada masa itu Jenderal Soedirman diangkat sebagai Komandan Resimen lalu sebagai Komandan Divisi V dengan pangkat Kolonel.

Selanjutnya pada tanggal 12 Desember 1945, Soedirman dan pasukannya berhasil memukul mundur Sekutu dari Ambarawa ke Semarang dan tanggal 18 Desember 1945 Soedirman dilantik menjadi Panglima Besar TKR dengan pangkat Jenderal oleh pemerintah.

Berkat jasa dan pengorbanan yang telah dilakukan oleh Jenderal Soedirman, dia ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia melalui Keppres No.314 Tahun 1964 dan Keppres No.025/TK/TH.1970 Tahun 1964.

4. Jenderal Urip Sumoharjo

Jenderal Urip Sumoharjo lahir di Purworejo pada 22 Februari 1893. Ia merupakan putra dari R. Soemohardjo, Mantri Guru Besar di Purworejo dan cucu Bupati Trenggalek dari pihak ibunya. Sedari masih kecil Jenderal Urip Sumoharjo sudah bercita-cita untuk menjadi aparat militer. Kemudian dia menempuh pendidikan di Sekolah Pamong Praja di era zaman Belanda (OSVIA) dan melanjutkan ke Sekolah Militer di Meester Cornelis (Jatinegara).

Semasa menjalani kegiatan kedinasan militer beliau berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya di antaranya yakni di Balikpapan, Cimahi, Magelang, Ambarawa, dan Purworejo. Jenderal Urip turut serta sebagai pemrakarsa pembentukan Militer Akademi yang sekarang menjadi AMN (Akademi Militer Nasional).

Ketika mulai mengalami penurunan fisik dan sakit-sakitan Jenderal Urip Sumoharjo mengundurkan diri dari jabatan Angkatan Perang pada bulan Januari 1948 dan menjadi Penasehat Militer Presiden. Berkat jasa besarnya Jenderal Urip ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 10 Desember 1964 dalam Keppres No.314 Tahun 1964.

5. Dr. Cipto Mangunkusumo

Dr. Cipto Mangunkusumo lahir di Jepara pada tanggal 4 Maret 1889. Beliau dikenal sangat dekat dan senantiasa menolong rakyat kecil dengan mengobati secara gratis. Dr. Cipto dikenal aktif dalam menulis kritikan dan serangan terhadap pemerintah Belanda. Ketika Boedi Utomo tengah mengadakan kongres pertama kali pada tanggal 3-4 Oktober 1908, Dr. Cipto mengusulkan untuk menjadikan Boedi Utomo sebagai organisasi politik.

Dr. Cipto tercatat banyak membantu masyarakat dalam memberikan edukasi kesehatan dan pemberian pelayanan kesehatan ketika terjadi wabah pes di sejumlah daerah seperti di Malang. Kemudian Dr.Cipto bersama Douwes Dekker dan Suwardi Suryaningrat mendirikan Indische Partij dan menjadikannya sebagai wadah untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda.

Berkat jasa dan pengorbanan yang telah dilakukan oleh Dr. Cipto demi Indonesia, maka pada tanggal 2 Mei 1964 pemerintah Indonesia berdasarkan Keppres No.109 Tahun 1964 menetapkan Dr. Cipto Mangunkusumo sebagai pahlawan nasional.

6. Sri Susuhunan Pakubuwono VI

Sri Susuhunan Pakubuwono lahir di Surakarta pada tanggal 26 April 1807. Beliau merupakan Raja Keraton Surakarta ke-6 sekaligus putra dari dari Pakubuwono V dan Raden Ayu Sosroningrat. Semasa hidupnya Pakubuwono VI senantiasa berupaya untuk melepaskan Keraton Surakarta dari pengaruh Belanda.

Bahkan dalam sejumlah catatan sejarah Keraton Surakarta, meskipun mendapat tekanan dari Belanda dan diperintahkan untuk melawan pasukan Pangeran Diponegoro justru Pakubuwono memberikan bantuan terhadap Pangeran Diponegoro. Bahkan Pakubuwono VI menolak mengadakan kesepakatan dengan pihak Belanda salah satunya menolak menandatangani pengaturan tanah dan pemerintahan di Keraton Surakarta.

Atas perjuangan dan jasa yang telah dilakukan oleh Pakubuwono VI, maka pemerintah Indonesia telah menetapkannya sebagai pahlawan nasional pada 17 November 1964 dalam Keppres No.294 Tahun 1964.

7. Prof. Mr, Dr. R Soepomo

Prof. Mr, Dr. R Soepomo dilahirkan di Sukoharjo pada tanggal 22 Januari 1903. Beliau merupakan putra pertama dari 12 bersaudara dari pasangan Raden Ayu R. Wignjodipuro dan Raden Tumenggung S.Wignjodipuro. Prof. Soepomo dikenal sebagai orang yang sangat cerdas bahkan ia berhasil memperoleh penghargaan tertinggi dari “Leidsche Universiteitsfonds” yang bernama “Gajah Mada.

Selama hidupnya Prof. Soepomo turut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia bahkan ia merupakan salah satu tokoh yang memberikan usulan mengenai isi dalam dasar negara. Atas jasa dan pengorbanan yang telah dilakukan berdasarkan Keppres No.123 Tahun 1965 beliau ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

8. R.A Kartini

Raden Adjeng Kartini atau Raden Ayu Kartini merupakan salah satu pahlawan perempuan Indonesia yang dilahirkan di Jepara pada tanggal 21 April 1879. Ia merupakan anak ke 5 dari 11 saudara, ayahnya bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat. RA Kartini dikenal sebagai figur yang memiliki antusias dan semangat yang tinggi dalam dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.

9. Dr. Muwardi

Dr. Muwardi dilahirkan di Pati pada tahun 1907. Beliau memperoleh kesempatan untuk menempuh pendidikan formal hingga menyelesaikan studi di STOVIA pada tahun 1933. Ia juga tercatat bergabung dengan Jong Java cabang Jakarta di era kependudukan Jepang. Selain itu Dr. Muwardi juga aktif dalam organisasi Shunsitai dan Barisan Pelopor.

Dr. Muwardi ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tanggal 4 Agustus 1964 dalam Keppres No. 190 Tahun 1964.

10. KH Samanhudi

KH Samanhudi lahir di Laweyan, Surakarta pada tahun 1868. Ia merupakan seorang pedagang batik yang memiliki hubungan dengan berbagai pedagang lainnya dari berbagai negara. Kemudian ia mendirikan ‘Mardi Budi’ yang kemudian pada tahun 1911 berubah nama menjadi Sarekat Dagang Islam atau SDI. Dimana tak berselang lama tepatnya pada tanggal 10 September 1912 SDI berubah kembali menjadi Serikat Islam atau SI.

Atas berkat pengorbanan dan perjuangannya dalam membantu kemerdekaan Indonesia, maka pada tanggal 9 November 1961 KH Samanhudi ditetapkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan Keppres No.590 Tahun 1961.

11. K.G.P.A.A Mangkunegoro I

K.G.P.A.A Mangkunegoro I atau biasa dikenal dengan Pangeran Sambernyawa lahir di Kartasura pada tanggal 7 April 1725. Beliau merupakan putra dari Kanjeng Pangeran Aryo Mangkunegoro dan R.A Wulan Putri dari Pangeran Blitar. Semasa hidupnya sang Pangeran Sambernyawa sangat gemar hidup dan membaur dengan masyarakat. Sepanjang hidup yang dilalui penuh dengan penderitaan dan penghinaan dengan penjajah Belanda.

Pangeran Sambernyawa sangat aktif dalam melakukan perlawanan terhadap pihak Belanda untuk memberikan perlindungan dan pengayoman terhadap masyarakat Mataram. Namun, aksi yang dilakukannya mendapat sejumlah pertentangan dari pihak keluarga keraton yang memihak Belanda.

Meskipun demikian, Pangeran Sambernyawa tidak memperdulikan hal itu dan justru terus melawaan Belanda dengan bantuan dari rakyat Mataram yang setia terhadapnya. Ia menerapkan strategi gerilya selama berperang melawan Belanda. Kurang lebih Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa telah melakukan perlawanan secara terbuka dengan pihak Belanda sebelum akhirnya bersepakat untuk berdamai karena melihat penderitaan rakyat kala itu.

Dalam perjanjian damai tersebut Pangeran Sambernyawa diangkat sebagai kepala pemerintahan di bekas wilayah Kerajaan Mataram yakni Mangkunegoro dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunegoro 1.

Berkat perjuangannya dalam melindungi rakyat dan menumpas para penjajah akhirnya Pangeran Sambernyawa dijadikan sebagai salah satu pahlawan nasional. Hal ini sebagaimana keputusan dalam Keppres No.048/TK/TH.1988 pada 17
Agustus 1988.

Artikel ini ditulis oleh Noris Roby Setiyawan peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Simak Video “5 Tokoh Akan Dianugerahi Pahlawan Nasional, Salah Satunya dr Soeharto”
[Gambas:Video 20detik]

(ams/dil)