untung99.art: BMKG Sebut Suara Dentuman Tidak Berasal dari Gempa Tektonik di Selat Sunda
Untung99 menawarkan beragam permainan yang menarik, termasuk slot online, poker, roulette, blackjack, dan taruhan olahraga langsung. Dengan koleksi permainan yang lengkap dan terus diperbarui, pemain memiliki banyak pilihan untuk menjaga kegembiraan mereka. Selain itu, Untung99 juga menyediakan bonus dan promosi menarik yang meningkatkan peluang kemenangan dan memberikan nilai tambah kepada pemain.
Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian untung99.art dengan judul untung99.art: BMKG Sebut Suara Dentuman Tidak Berasal dari Gempa Tektonik di Selat Sunda yang telah tayang di untung99.art terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di koresponden@untung99.art, Terimakasih.
KOMPAS.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan hasil monitoring seismik terkait kegempaan yang terjadi saat letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) pada Jumat (10/4/2020) malam sekitar pukul 21.58 WIB dan 22.35 WIB.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono mengungkapkan, sensor BMKG tidak mencatat adanya aktivitas seismik.
Oleh karena itu, erupsi GAK kali ini dinilai lebih lemah dibandingkan erupsi GAK yang terjadi pada 22 Desember 2018 lalu.
“Kaena sensor BMKG tidak mencatat adanya aktivitas seismik. Sehingga erupsi GAK kali ini berdasarkan catatan sensor BMKG lebih lemah dibandingkan erupsi yang terjadi pada 22 Desember 2018,” ujar Rahmat seperti dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com , Sabtu (11/4/2020).
Baca juga: Soal Suara Dentuman Misterius, Berikut Analisis dari Ahli Vulkanologi
Sementara itu, terkait suara dentuman yang beberapa kali terdengar dan membuat penasaran masyarakat Jabodetabek, pihak BMKG kemudian melakukan monitoring pada pukul 06.00 WIB.
Rahmat meyampaikan, hasil monitoring menunjukkan tidak terjadi aktivitas gempa tektonik yang kekuatannya signifikan di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Provinsi Banten.
“Meskipun ada aktivitas gempa kecil di Selat Sunda pada pukul 22.59 WIB dengan magnitudo 2,4 M, tetapi gempa ini kekuatannya tidak signifikan dan tidak dirasakan oleh masyarakat,” ujar rahmat.
Kendati demikian, BMKG memastikan bahwa suara dentuman tersebut tidak bersumber dari aktivitas gempa tektonik.
Tetapi, ada hal menarik berdasarkan hasil monitoring seismik BMKG yakni pada Jumat (10/4/2020) pukul 22.59 WIB hingga 23.00 WIB, beberapa sensor seismik BMKG eksisting dan sensor baru yang dipasang pada 2019 mencatat adanya event gempa di 7 titik Selat Sunda.
Tujuh titik tersebut antara lain, CGJI (Cigeulis, Banten), WLJI (Wonosalam, Banten), PSSM (Pematang Sawah, Lampung), LLSM (Limau, Lampung), KASI (Kota Agung, Lampung), CSJI (Ciracap, Jawa Barat), dan KLSI (Kotabumi. Lampung).
Baca juga: Sejarah Gunung Anak Krakatau dan Letusan Terdahsyat 1833 yang Menewaskan 36.417 Orang…
Tidak memicu tsunami
Tak hanya itu, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyampaikan berdasarkan erupsi GAK yang terjadi pada Jumat (10/4/2020) tidak memicu adanya tsunami.
“Erupsi Gunung Anak Krakatau tadi malam pada tanggal 10 April 2020 pukul 21.58 WIB tidak memicu terjadinya tsunami,” ujar Daryono saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/4/2020).
Adapun peristiwa erupsi GAK juga dinilai berdasarkan hasil monitoring muka laut oleh BMKG yakni melalui tide gauge data dan Radar Wera.
Daryono menyampaikan, hasil monitoring muka laut menggunakan tide gauge di pantai Kota Agung, Pelabuhan Panjang, Binuangen, dan Marina Jambu menunjukkan tidak ada anomali perubahan muka laut sejak Jumat, 10 April 2020 pukul 22.00 hingga Sabtu, 11 April 2020 pukul 05.00 WIB.
Sementara, berdasarkan hasil monitorin Radar Wera, menunjukkan tidak terjadi anomali muka laut sejak Jumat, 10 April 2020 pukul 22.00 hingga Sabtu, 11 April 2020 pukul 05.00 WIB.
Diketahui, Radar Wera ini dipasang di Kahai, Lampung dan Tanjung Lesung, Banten.
Baca juga: Gunung Anak Krakatau Meletus Jumat Malam, Warganet Kisahkan Suara Dentuman Aneh
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.