untung99.art: Viral Suara Dentuman di Jawa Tengah BMKG Sebut Bukan dari Gempa Bumi
Untung99 menawarkan beragam permainan yang menarik, termasuk slot online, poker, roulette, blackjack, dan taruhan olahraga langsung. Dengan koleksi permainan yang lengkap dan terus diperbarui, pemain memiliki banyak pilihan untuk menjaga kegembiraan mereka. Selain itu, Untung99 juga menyediakan bonus dan promosi menarik yang meningkatkan peluang kemenangan dan memberikan nilai tambah kepada pemain.
Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian untung99.art dengan judul untung99.art: Viral Suara Dentuman di Jawa Tengah BMKG Sebut Bukan dari Gempa Bumi yang telah tayang di untung99.art terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di koresponden@untung99.art, Terimakasih.
KOMPAS.com – Dini hari tadi, Senin (11/5/2020) tepatnya antara pukul 00.45 hingga 01.15 WIB warga Jawa Tengah mendengar suara dentuman yang cukup kencang. Suara dentuman tersebut diduga berasal dari kejadian gempa tektonik.
Menanggapi isu tersebut, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan pengecekan terhadap gelombang seismik dari seluruh sensor gempa BMKG yang tersebar di Jawa Tengah.
Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Dr Daryono, hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada catatan aktivitas gempa yang terjadi di Jawa Tengah.
Baca juga: BMKG: Dentuman di Jakarta Tak Berkaitan dengan Gunung Anak Krakatau
“Sehingga kami memastikan sumber suara dentuman tersebut tidak berasal dari gempa tektonik,” kata Daryono dalam keterangan tertulisnya.
Hal itu dikarenakan jika sebuah aktivitas gempa sampai mengeluarkan bunyi ledakan, artinya kedalaman hiposenter gempa tersebut sangat dangkal dan dekat permukaan. Jika itu terjadi, maka akan tercatat oleh sensor gempa.
Saat ini BMKG mengoperasikan lebih dari 22 sensor gempa dengan sebaran yang merata di Jawa Tengah.
Baca juga: Teka-teki Suara Dentuman Sabtu Dini Hari, dari Mana Sumbernya?
Jjika terjadi gempa di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya, maka dipastikan gempa tersebut akan terekam untuk selanjutnya diproses untuk kami tentukan magnitudo dan lokasi titik episenternya untuk diinformasikan kepada masyarakat.
Bunyi ledakan gempa hanya sekali
Daryono juga menjelaskan bahwa bunyi ledakan akibat gempa sangat dangkal lazimnya hanya terjadi sekali saat terjadi patahan batuan, dan tidak berulang-ulang.
Seperti halnya peristiwa gempa dangkal yang mengeluarkan dentuman keras di Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang pada 17 Februari 2014.
Baca juga: Gempa Hari Ini: M 4,3 Guncang Banda Aceh, Tak Berpotensi Tsunami
Gempa Lereng Merbabu saat itu memiliki magnitudo M 2,7 terjadi pagi hari pukul 06.01.19 WIB. Episenternya terletak pada koordinat 7,39 LS dan 110,48 BT dengan kedalaman 3 km.
Seperti yang dilaporkan warga Desa Sumogawe, gempa yang merusak beberapa rumah ini diikuti suara dentuman keras hingga membuat warga resah dan khawatir Gunung Merbabu akan meletus.
Penyebab suara dentuman saat gempa
Daryono menyebutkan ada beberapa kemungkinan penyebab suara dentuman saat terjadi gempa.
Pertama, fenomena dentuman saat gempa dapat terjadi jika gempa memicu gerakan tanah berupa rayapan tiba-tiba dan sangat cepat di bawah permukaan.
Kedua, kemungkinan lain berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif.
Baca juga: BMKG: Selama April, Indonesia Diguncang 683 Kali Gempa Bumi
Dalam hal ini ada mekanisme dislokasi batuan yang menyebabkan pelepasan energi berlangsung secara tiba-tiba dan cepat hingga menimbulkan suara ledakan.
Apalagi jika patahan batuan tersebut terjadi di kawasan lembah dan ngarai, atau di kawasan dengan banyak rongga batuan sehingga memungkinkan suaranya makin keras karena resonansi.
Diakui dia, beberapa peristiwa gempa Bantul 2006 juga mengeluarkan bunyi dan sempat meresahkan warga saat itu. Namun suara dentuman yang terjadi tadi pagi dipastikan bukan dari aktivitas gempa tektonik.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.