untung99.art

untung99.art: Tokoh yang Mengusulkan Teks Proklamasi Ditandatangani SoekarnoHatta


Untung99 menawarkan beragam permainan yang menarik, termasuk slot online, poker, roulette, blackjack, dan taruhan olahraga langsung. Dengan koleksi permainan yang lengkap dan terus diperbarui, pemain memiliki banyak pilihan untuk menjaga kegembiraan mereka. Selain itu, Untung99 juga menyediakan bonus dan promosi menarik yang meningkatkan peluang kemenangan dan memberikan nilai tambah kepada pemain.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian untung99.art dengan judul untung99.art: Tokoh yang Mengusulkan Teks Proklamasi Ditandatangani SoekarnoHatta yang telah tayang di untung99.art terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di koresponden@untung99.art, Terimakasih.

KOMPAS.com – Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia selesai dirumuskan pada dini hari tanggal 17 Agustus 1945, kemudian ditandatangani oleh Soekarno dan Mohammad Hatta.

Sebenarnya, Soekarno sempat mengusulkan agar teks proklamasi ditandatangani oleh seluruh tokoh yang hadir. Namun, usul tersebut ditolak oleh golongan muda.

Sukarni kemudian menjadi tokoh yang mengusulkan teks proklamasi ditandatangani Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Baca juga: Kisah di Balik Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Perumusan teks proklamasi dilakukan di ruang makan kediaman Laksamana Tadashi Maeda, seorang perwira tinggi Angkatan Laut Jepang.

Ada tiga tokoh yang turut dalam perumusan naskah proklamasi, yaitu Soekarno, Mohammad Hatta, dan Achmad Soebarjo.

Sejumlah tokoh juga hadir di ruang makan makan rumah Laksamana Maeda untuk menyaksikan perumusan teks proklamasi.

Mereka adalah Sukarni, B.M. Diah Sudiro, Sayuti Melik, serta satu tokoh Jepang, yakni Miyoshi yang merupakan orang kepercayaan Somobuco (kepala pemerintahan umum), Mayor Jenderal Nishimura.

Selain itu, ada juga tokoh-tokoh lain dari golongan tua maupun muda yang turut hadir di rumah Laksamana Maeda.

Namun, mereka memilih menunggu di serambi muka rumah Laksamana Maeda ketika Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebarjo merumuskan teks proklamasi.

Sementara itu, sang tuan rumah, Laksamana Maeda, memilih menarik diri dari pembahasan teks proklamasi dan menghabiskan waktu di kamar tidurnya.

Soekarno menuliskan konsep proklamasi dalam selembar kertas blocknote berwarna putih berukuran panjang 25,8 sentimeter dan lebar 21,3 sentimeter dengan tebal 0,5 milimeter.

Penyusunan konsep teks proklamasi pun selesai saat menjelang subuh.

Setelah itu, Sayuti Melik menyalin teks dan mengetik naskah proklamasi di mesin ketik milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler yang diambil dari kantor perwakilan Angkatan Laut Jerman.

Baca juga: Biografi Laksamana Maeda: Tokoh Jepang yang Rumahnya Jadi Tempat Perumusan Proklamasi

Penandatanganan teks proklamasi

Sekitar pukul 04.00 WIB, Soekarno, Hatta, dan Soebardjo keluar rumah menuju serambi muka kediaman Maeda untuk menemui tokoh-tokoh lain yang sedang berkumpul.

Soekarno kemudian membacakan rumusan teks proklamasi dan memulai pembahasan menuju kemerdekaan Indonesia.

Sebelum fajar menyingsing, seluruh tokoh nasional yang hadir telah menyepakati konsep naskah proklamasi yang dibacakan Soekarno.

Setelah itu, Soekarno mengusulkan seluruh tokoh nasional itu untuk bersama-sama menandatangani naskah proklamasi. Namun, usul tersebut ditolak golongan muda.

Sejarawan Universitas Sebelas Maret (UNS), Susanto, menjelaskan bahwa kala itu, tokoh-tokoh golongan muda tidak berani menandatangani teks proklamasi.

“Teks yang pertama itu wakil-wakil bangsa Indonesia, ada 30 orang, ternyata tokoh-tokoh pemuda itu tidak berani tanda tangan,” kata Susanto saat dijumpai Kompas.com di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS, 1 Agustus 2022.

Perundingan pun terus berlanjut hingga akhirnya Sukarni mengusulkan agar teks proklamasi ditandatangani Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia.

“(Perundingan) berlangsung terus, sampai tim itu dipinjami mesin ketik oleh sekretaris Maeda, lalu mereka sempat makan sahur dengan menu nasi goreng,” tutur Susanto.

“Teks itu diganti lalu diminta Sayuti Melik untuk diketik. Kata ‘tempoh’ diganti menjadi ‘tempo’, kemudian ‘wakil-wakil Indonesia’ diganti atas nama bangsa Indonesia,” ungkap ketua Program Studi Ilmu Sejarah FIB UNS itu.

Naskah proklamasi yang telah diketik ulang oleh Sayuti Melik pun akhirnya ditandangani Soekarno dan Mohammad Hatta.

Baca juga: Tokoh Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Hingga akhirnya, pada pukul 10.00 WIB tanggal 17 Agustus 1945, teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur, Nomor 56, Jakarta.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.