untung99.art

untung99.art: Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Atas ISPA


Untung99 menawarkan beragam permainan yang menarik, termasuk slot online, poker, roulette, blackjack, dan taruhan olahraga langsung. Dengan koleksi permainan yang lengkap dan terus diperbarui, pemain memiliki banyak pilihan untuk menjaga kegembiraan mereka. Selain itu, Untung99 juga menyediakan bonus dan promosi menarik yang meningkatkan peluang kemenangan dan memberikan nilai tambah kepada pemain.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian untung99.art dengan judul untung99.art: Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Atas ISPA yang telah tayang di untung99.art terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di koresponden@untung99.art, Terimakasih.

Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) general_alomedika

Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

dr. Gisheila Ruth Anggitha

Penatalaksanaan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dapat berupa kompres hangat, perbanyak minum air putih, irigasi nasal, dan terapi medikamentosa.

Terapi Non-farmakologis

Penyebab ISPA umumnya adalah virus, sehingga terapi biasanya hanya bersifat suportif saja.

Memperbanyak Minum

Memperbanyak minum sebanyak 8 gelas atau lebih dapat menurunkan sekresi mukosa dan menggantikan kehilangan cairan. Selain itu, minum air putih serta jus dilaporkan dapat meningkatkan sistem imun. [2]

Kompres Hangat

Lakukan kompres hangat pada daerah wajah untuk membuat pernapasan lebih nyaman, mengurangi kongesti, dan membuat drainase lebih baik pada rhinosinusitis. Gunakan lap hangat atau botol berisi air hangat yang diletakkan di atas wajah dan pipi selama 5-10 menit sebanyak 3-4 kali dalam sehari jika diperlukan. [2]

Irigasi Nasal

Irigasi nasal dengan salin dapat meningkatkan kemampuan mukosa nasal untuk melawan agen infeksius, dan berbagai iritan. Irigasi nasal dapat meningkatkan fungsi mukosiliar dengan meningkatkan frekuensi gerakan siliar. Irigasi nasal dapat dilakukan dengan menggunakan larutan salin isotonik (NaCl 0,9%) via spuit ataupun spray dengan frekuensi  2 kali dalam sehari. [12,13]

Terapi Farmakologis

Terapi farmakologis umumnya bersifat suportif untuk meringankan gejala. Antibiotik dan antiviral tidak selalu diperlukan pada pasien ISPA.

Terapi Simptomatik

Dekongestan oral atau topikal dapat membantu mengurangi keluhan pada pasien dengan rhinorrhea. Sebaiknya dekongestan diberikan pada anak di atas 2 tahun karena efek sampingnya seperti gelisah, palpitasi, dan takikardia. Dekongestan topikal seperti fenilepinefrin atau oxymetazoline lebih banyak dipakai, sebaiknya digunakan 3-4 hari saja untuk menghindari efek rebound.

Antihistamin oral generasi satu dinilai memiliki efek antikolinergik sehingga dapat digunakan untuk mengurangi rhinorrhea dan bersin. Antihistamin yang biasanya digunakan adalah chlorpheniramine maleate atau diphenhydramine.

Guaifenesin adalah mukolitik yang berfungsi untuk mengurangi sekresi nasofaring. Guaifenesin dinilai dapat menurunkan sekresi dan meningkatkan drainase pada pasien nasofaringitis atau rinosinusitis, namun bukti klinisnya masih terbatas. Selain itu, codeine merupakan obat yang sering digunakan pada pasien dengan keluhan batuk. Codeine berperan sebagai antitusif yang bekerja secara sentral. Untuk batuk berdahak pada orang dewasa, ada beberapa opsi terapi yang dapat dipilih.[2,4]

Antiviral

Pada pasien ISPA, antiviral biasanya tidak diperlukan. Antiviral bisa dipakai pada pasien influenza yang terkonfirmasi atau jika terjadi outbreak influenzae dimana manfaat lebih banyak dibandingkan risiko. Antiviral diberikan pada pasien yang berisiko tinggi mengalami perburukan gejala. Misalnya pada pasien yang sedang hamil, bayi usia <6> 65 tahun, pasien immunocompromised, dan pasien dengan morbid obesitas. Regimen yang bisa digunakan adalah oseltamivir 2 x 75 mg hingga maksimal 10 hari. [14]

Terapi Antibiotik

Kebanyakan kasus ISPA disebabkan oleh virus, sehingga penggunaan antibiotik tidak efektif dan hanya boleh digunakan jika terdapat kecurigaan atau konfirmasi adanya infeksi bakteri. [15,16]

Tabel berikut menjabarkan berbagai keadaan dimana antibiotik dapat bermanfaat, serta pilihan antibiotik yang bisa digunakan.

Tabel 1. Panduan Penggunaan Antibiotik pada ISPA

Nama Penyakit Bakteri Patogen Penyebab Tersering Indikasi Antibiotik Pilihan Antibiotik
Faringitis

S. pyogenes

Streptococcus serogroup lain

– Terdapat tiga tanda mayor : demam > 38oC, nyeri tenggorokan yang berat, dan tidak ada batuk-pilek

– Diagnosis terkonfirmasi dari kultur atau tes antigen cepat

– Benzathine benzylpenicillin 1,2 juta IU intramuskular dosis tunggal

– Phenoxymethyl penicillin 4 x 500 mg selama 10 hari

– Amoxicillin 3 x 500 mg per oral selama 10 hari

– Eritromisin 4 x 500 mg selama 10 hari

Sinusitis Bakteri Akut S. pneumoniae, H. influenzae, M. catarrhalis

– Sinusitis yang berat

– Sinusitis moderat yang tidak membaik dalam 10 hari

– Pasien anak atau immunocompromised

– Amoxicillin 3 x 500 mg per oral selama 7-10 hari hari

– Amoksisilin klavulanat 3 x 625 mg per oral  selama 7-10 hari hari

– Klaritromisin :  2 x 500 mg selama 7-10 hari hari

– Azithromycin : 500 mg pada pemberian hari pertama, kemudian 1 x 250 mg selama 4 hari

Epiglotitis H. influenzae Manifestasi yang berat, misalnya obstruksi saluran napas

– Kloramfenikol 4 x 1 gram secara intravena atau intramuskular selama 5 hari

– Ceftriaxone 1 x 2 gram secara intravena atau intramuskular selama 5 hari

– Pada neonatus : cefotaxime 50 mg/kgBB setiap 8 jam secara intravena atau intramuskular selama 5 hari

Difteria C. diphteriae Harus diberikan antibiotik dan antitoksin segera

– Eritromisin 40-50 mg/kg/hari per oral atau intravena setiap 6 dengan dosis maksimal 2 g/hari selama 14 hari.

– Azithromycin 10-12 mg/kgBB sekali sehari selama 14 hari [15,17]

Referensi

2. Maneghetii A, Upper Respiratory Infections. [Internet]. 2018;[cited 2018 December 11]. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/302460-overview
4. Fayyaz J. Bronchitis. [internet]. 2018:[cited 2018 November 27]. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/297108-overview
12. Rabago D, Zgierska. Saline Nasal Irrigation for Upper Respiratory Conditions. Am Fam Physician. 2009;80(10):1117-1119.
13. Lima SC, Ferreira ACC, Brant TCS. Isotonic saline nasal irrigation in clinical practice: a literature review. Fisioter Mov. 2017;30(3):639-649.
14. PHE. Summary of antimicrobial prescribing guidance managing common infection. 2018. https://www.guidelines.co.uk/infection/phe/nice-infection-guideline/454413.article#Upper_respiratory_tract_infections
15. Wong DM, Blumberg DA, Lowe LG. Guidelines for the use of antibiotic in acute upper respiratory tract infection. Am Fam Phys, 2006. https://www.aafp.org/afp/2006/0915/p956.html
16. NICE. Respiratory tract infection antibiotic prescribing. 2008. https://www.nice.org.uk/guidance/cg69/evidence/full-guideline-196853293
17. WHO. Model Prescribing Information – Drugs Used in Bacterial Infections. http://apps.who.int/medicinedocs/pdf/s5406e/s5406e.pdf