untung99.art: Pemprov Sumbar Ajukan Tiga Nama Pahlawan Nasional
Untung99 menawarkan beragam permainan yang menarik, termasuk slot online, poker, roulette, blackjack, dan taruhan olahraga langsung. Dengan koleksi permainan yang lengkap dan terus diperbarui, pemain memiliki banyak pilihan untuk menjaga kegembiraan mereka. Selain itu, Untung99 juga menyediakan bonus dan promosi menarik yang meningkatkan peluang kemenangan dan memberikan nilai tambah kepada pemain.
Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian untung99.art dengan judul untung99.art: Pemprov Sumbar Ajukan Tiga Nama Pahlawan Nasional yang telah tayang di untung99.art terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di koresponden@untung99.art, Terimakasih.
PADANG, HARIANHALUAN.ID — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat mengusulkan tiga nama untuk menjadi Pahlawan Nasional pada 2023 sesuai dengan usulan dari pemerintah kabupaten dan kota.
Kepala Dinas Sosial Sumbar Arry Yuswandi mengatakan, tiga nama pahlawan nasional yang diusulkan tersebut Buya Syafii Maarif, Khatib Sulaiman dan Syekh Sulaiman Ar-Rasuli.
“Kita pada posisi meneruskan usulan dari kabupaten dan kota ke Kementerian Sosial (Kemensos). Saat ini prosesnya masih berjalan. Untuk dua nama terakhir juga sedang dalam proses melengkapi berkasnya. Sekarang belum kita surati Kemensos,” kata Arry, Kamis (10/8).
Syekh Sulaiman Ar-Rasuli atau yang dikenal dengan Inyiak Canduang adalah ulama Minangkabau yang mendirikan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) pada tahun 1928.
Ia adalah tokoh yang menyebarluaskan gagasan keterpaduan adat Minangkabau dan syariat Islam lewat ungkapan “Adaik basandi syarak, syarak basandi kitabullah.” Dia juga berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui gerakan perlawanan terhadap penjajah Belanda.
Salah satu cucu Inyiak Canduang, Rita Noor Ar-Rasuli beberapa waktu lalu juga telah menyerahkan secara langsung Buku novel biografi Syekh Sulaiman Ar-Rasuli kepada Presiden Joko Widodo.
“Alhamdulillah sudah diterima Bapak Presiden, semoga tahun ini, Inyiak bisa jadi pahlawan nasional,” kata Rita.
Sementara Khatib Sulaiman gugur dalam Peristiwa Situjuah pada 15 Januari 1949 bersama 68 pejuang lainnya yang dibantai oleh Belanda. Saat itu ia menjabat sebagai Ketua Markas Pertahanan Rakyat Daerah dalam struktur Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dipimpin oleh Syafruddin Prawiranegara.
Keduanya telah diusulkan oleh sejumlah tokoh dan Pemkab Agam untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional. Usulan ini didasarkan pada kontribusinya dalam bidang pendidikan, sosial, keagamaan, dan kebangsaan.
Berkas pengusulan ini telah melewati proses persidangan berkas oleh Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Provinsi Sumbar. Namun belum ditetapkan jadi Pahlawan Nasional.
Sementara nama Buya Syafii Maarif diusulkan oleh sejumlah tokoh dan lembaga untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional, berdasarkan pada jasa-jasanya dalam memperjuangkan Islam, Indonesia, dan kemanusiaan.
Beberapa pihak yang mengusulkan Buya Syafii Maarif sebagai pahlawan nasional antara lain adalah Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Pemerintah Kabupaten Sijunjung, dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Buya Syafii Maarif lahir di Nagari Calau, Sumpur Kudus, Minangkabau pada 31 Mei 1935. Ia adalah pendiri Maarif Institute, Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP). Ia juga dikenal karena berkontribusi dalam bidang pendidikan, sosial, keagamaan, dan kebangsaan.
Syafii Maarif meninggal dunia pada 27 Mei 2022 di Gamping, Sleman, DIY, dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara, Yogyakarta. (*)