untung99.art: Korban Tewas akibat Kebakaran Lahan di Hawaii Jadi 67 Orang
Untung99 menawarkan beragam permainan yang menarik, termasuk slot online, poker, roulette, blackjack, dan taruhan olahraga langsung. Dengan koleksi permainan yang lengkap dan terus diperbarui, pemain memiliki banyak pilihan untuk menjaga kegembiraan mereka. Selain itu, Untung99 juga menyediakan bonus dan promosi menarik yang meningkatkan peluang kemenangan dan memberikan nilai tambah kepada pemain.
Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian untung99.art dengan judul untung99.art: Korban Tewas akibat Kebakaran Lahan di Hawaii Jadi 67 Orang yang telah tayang di untung99.art terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di koresponden@untung99.art, Terimakasih.
”Aku tidak percaya kita selamat,” kata seorang perempuan kepada beberapa perempuan lainnya ketika mereka bertemu dan berpelukan di tengah reruntuhan rumah mereka.
Keith Todd, salah satu warga yang ditemui kantor berita AFP, tidak memercayai rumahnya masih utuh dan rumah tetangganya tidak tersentuh api. Lemari pendingin bahkan masih menyala dan memproduksi es. Namun, lingkungan sekelilingnya tidak selamat.
Baca juga: Bumi Mendidih, Bencana di Mana-mana
Anthony La Puente, warga lain, terkejut melihat rumahnya habis terbakar. ”Menyedihkan tidak dapat lagi menjumpai hal-hal yang tumbuh bersama kita atau hal-hal yang kita ingat,” katanya kepada AFP tentang rumah yang telah dia tinggali selama 16 tahun.
Bencana mulai terjadi pada Selasa (8/8/2023) tengah malam ketika kebakaran pertama kali dilaporkan muncul di kota Kula, yang berjarak 56 kilometer dari Lahaina. Lima jam berselang, menurut warga, lisrik padam di Lahaina. Informasi dari pemerintah Kula, api menghanguskan ratusan hektar padang rumput. Di Lahaina, kebakaran lahan yang terjadi saat itu hanya terisolasi di sebuah lokasi yang luasnya sekitar 3 hektar dan berhasil dipadamkan.
Namun, menjelang sore, situasi berubah menjadi lebih mengerikan.Pukul 15.30 waktu setempat, menurut informasi pemerintah Lahaina, api mulai menjalar ke beberapa lokasi. Warga mulai mengungsi, termasuk sejumlah tamu hotel. Mereka diminta untuk mencari tempat berlindung. Tak lama kemudian api telah menyebar ke seluruh wilayah kota.
Beberapa saksi mengatakan, mereka hanya memperoleh sedikit informasi mengenai situasi yang terjadi dan akhirnya terpaksa mengungsi, mencari tempat yang aman. Beberapa orang terpaksa terjun ke Samudra Pasifik untuk menyelamatkan diri.
Evakuasi Lahaina diperumit kondisi geografisnya yang bersebelahan dengan perbukitan. Andrew Rumbach, spesialis iklim dan komunitas di Institut Perkotaan di Washington, mengatakan, kondisi itu mempersulit proses evakuasi. Mantan pengajar tata kota di University of Hawaii ini menyebut api bergerak cepat di tempat padat penduduk dengan komunikasi yang sulit dan tidak banyak pilihan yang baik dalam hal evakuasi.
Baca juga: Bumi Kian Tak Ramah
Meski hari ini warga dibolehkan kembali, pemerintah memberlakukan jam malam pukul 22.00-06.00. Pemerintah mengatakan, kebijakan itu diambil untuk melindungi properti dan tempat tinggal warga dari kerusakan lebih lanjut. Todd menyatakan akan tinggal di rumahnya karena dia khawatir para penjarah akan mencoba mengambil apa yang dia miliki.
Saat ini, pemerintah setempat tengah memeriksa ulang mengapa tidak ada informasi yang mencukupi bagi warga untuk segera evakuasi. Pemerintahan di pulau itu memiliki sirene darurat untuk peringatan dini, terutama untuk bencana alam seperti tsunami dan lainnya. Namun, sistem ini dinilai tidak berfungsi saat kebakaran melanda. ”Saya mengizinkan tinjauan komprehensif untuk memastikan kami tahu persis apa yang terjadi dan kapan,” kata Gubernur Hawaii Josh Green kepada CNN.
Green menggambarkan, banyak tantangan simultan, dengan telekomunikasi mati dan petugas pemadam kebakaran berkonsentrasi pada kebakaran hutan besar lainnya ketika ancaman terbesar bagi Lahaina muncul. Bagaimanapun, dia berkata, ”Kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk mengetahui bagaimana melindungi warga lebih baik di masa akan datang.”
Kepala Pemadam Kebakaran Maui Bradford Ventura mengatakan pada konferensi pers, Kamis, kecepatan api membuat ”hampir tidak mungkin” bagi petugas garis depan untuk berkomunikasi dengan pejabat manajemen darurat yang biasanya akan memberikan perintah evakuasi waktu singkat. ”Mereka pada dasarnya mengevakuasi diri sendiri dengan sedikit pemberitahuan,” katanya, mengacu pada penduduk di lingkungan tempat kebakaran pertama kali terjadi.
Banjir dan kekeringan
Di belahan dunia lain, warga berjibaku dengan banjir dan kekeringan. China, negara berjulukan ”Negeri Tirai Bambu” itu, tengah berhadapan dengan beberapa bencana. Selain menghadapi dampak topan Doksuri, Pemerintah China juga tengah mengadapi bencana tanah longsor dan banjir di kota Xian, China barat laut. Doksuri telah menelan korban jiwa hingga 78 orang, termasuk 33 orang di Beijing.
Korban tewas akibat banjir dan tanah longsor ini dua orang. Namun, otoritas setempat masih terus mencari 16 warga yang hilang akibat kejadian ini. Stasiun televisi milik negara, CCTV, melaporkan, erosi tanah di Pegunungan Qinling yang ada di provinsi tersebut diperkirakan akan terus terjadi selama hujan deras masih melanda.
Baca juga: Sindrom Katak Direbus
Sementara di Irak, suhu udara yang ekstrem telah mengakibatkan kekeringan di sejumlah wilayah di bagian selatan negara itu. Kota Basra, yang menjadi titik pertemuan sungai utama Irak, Tigris dan Eufrat, menjadi wilayah yang paling terpukul setelah ketinggian air sungai itu mencapai titik terendah dalam sejarah.
Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, yang baru saja melawat ke Irak, mengatakan, suhu udara yang mencapai 50 derajat celsius di Irak menjadi bukti masyarakat global tengah berhadapan dengan masa di mana bumi semakin mendidih. ”Berdiri di bawah terik matahari yang menyengat, panas yang membakar, menghirup udara yang tercemar oleh banyak semburan gas yang tersebar di wilayah itu, jelas bagi saya bahwa era pendidihan global memang telah dimulai,” katanya di Baghdad.
Baca juga: Suhu Dunia Mendidih, Mengancam Kehidupan dan Produksi Pangan
Turk berkunjung ke Basra untuk melihat dari dekat situasi riil penegakan soal HAM. Dia mendapatkan laporan banyak aktivis masyarakat sipil dan bahkan jurnalis menghadapi tuntutan hukum karena melaporkan tentang krisis iklim dan polusi yang berdampak pada kesehatan dan kehidupan masyarakat di sana. ”Aktor masyarakat sipil berbicara kepada saya tentang polusi kronis di Basra dan masalah kesehatan yang diakibatkan pada masyarakat, termasuk tingginya kanker dan penyakit serius lainnya,” kata Turk.
PBB mengatakan, Irak salah satu negara yang paling rentan terhadap perubahan iklim di dunia. (AP/AFP/REUTERS)