untung99.art

untung99.art: Di Mana Naskah Proklamasi yang Asli Masih Awet sampai Sekarang


Untung99 menawarkan beragam permainan yang menarik, termasuk slot online, poker, roulette, blackjack, dan taruhan olahraga langsung. Dengan koleksi permainan yang lengkap dan terus diperbarui, pemain memiliki banyak pilihan untuk menjaga kegembiraan mereka. Selain itu, Untung99 juga menyediakan bonus dan promosi menarik yang meningkatkan peluang kemenangan dan memberikan nilai tambah kepada pemain.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian untung99.art dengan judul untung99.art: Di Mana Naskah Proklamasi yang Asli Masih Awet sampai Sekarang yang telah tayang di untung99.art terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di koresponden@untung99.art, Terimakasih.

Jakarta

Sejarah perumusan naskah proklamasi merupakan satu momen penting menuju detik-detik kemeredekaan bangasa Indonesia. Menurut catatan sejarah, perumusan naskah proklamasi dilakukan di rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol Nomor 1.

Di rumah itu, naskah proklamasi ditulis tangan oleh Ir Soekarno. Naskah disempurnakan dengan ketikan oleh Sayuti Melik.

Lalu di mana kini naskah proklamasi yang ditulis tangan oleh Ir Soekarno? Ternyata warisan sejarah bangsa Indonesia itu masih tersimpan rapih loh detikers, begini penjelasannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Detik-detik Perumusan Naskah Proklamasi

Dikutip dari buku Museum Perumusan Naskah Proklamasi yang diterbitkan oleh Proyek Pembinaan Permuseuman Jakarta Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 1990/1991, proses perumusan naskah proklamasi terjadi sekitar pukul 03.00 WIB di tanggal 17 Agustus 1945.

Perumusan terjadi setelah Ir Soekarno dan Dr Hatta berdiskusi dengan Maeda tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia. Saat itu dijelaskan Maeda hanya mendengarkan dengan baik dan mengundurkan diri menuju kamar tidurnya.

Teks naskah proklamasi awalnya akan diberi judul “Maklumat kemerdekaan”. Namun, Mr Iwa Kusumasumantri mengusulkan teks tersebut diubah judulnya menjadi “Proklamasi” sebagai bentuk keputusan suatu bangsa yang menyatakan kebebasan dari penindasan penjajah.

Sekitar pukul 03.00 WIB, Ir Soekarno, Drs Moh Hatta, dan Mr Subardjo memasuki ruang makan sekaligus ruang rapat di rumah Maeda. Ia mengitari sebuah meja bundar.

Pada momen itu juga ada Soediro dan BM Diah yang mengikuti dan duduk di ruangan agak belakang. Ir Soekarno mulai mempersiapkan draft Naskah Proklamasi dengan sumbangan ide dari Drs Moh Hatta dan Soebardjo.

Rumusan teks proklamasi ditulis dalam kertas bergaris-garis biru, yang menurut Ir Soekarno didapatnya dari seseorang yang memberikan buku catatan bergaris-garis biru. Setelah teks diberi judul “Proklamasi” dialog pertama yang dihasilkan ketika tokoh tersebut adalah “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”.

Kata-kata itu dinilai keramat yang merupakan amanat penderitaan rakyat Indonesia dan harus ditorehkan dalam bentuk tulisan untuk menuju kenyataan. Dalam naskah proklamasi yang asli, terdapat beberapa coretan sebagai tanda pertukaran pendapat dalam merumuskannya.

Setelah selesai, konsep naskah proklamasi itu dibawa ke serambi dan dibacakan secara perlahan-lahan serta berulang-ulang oleh Soekarno. Sesudahnya ia bertanya pada hadirin yang lain setuju atau tidaknya rumusan itu.

Menurut Drs Moh Hatta jawaban dari hadirin adalah gemuruh suara menyatakan setuju. Menariknya, ada satu kejadian dalam perumusan naskah proklamasi.

Teks proklamasi sempat diremas dan dibuang ke tempat sampah. Namun, naskah itu diselamatkan oleh wartawan yang ikut ke ruang penyusunan yakni BM Diah.

“Dulu teks Proklamasi pernah diremas dan dibuang ke tempat sampah. Ini memang dulu di antara para penyusun ada wartawan namanya BM Diah, nah setelah ini disepakati untuk menulis ini kesepakatannya luar biasa antara Sukarno, Soebardjo tokoh-tokoh pemuda yang cukup radikal dengan Bung Karno dan Hatta,” kata Direktur Preservasi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) yang menjabat pada 2019 lalu, Kandar, seperti dikutip dari detikTravel.

Naskah Proklamasi Asli

Dikutip dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) BM Diah menyerahkan naskah proklamasi kepada negara melalui Menteri Sekretaris Negara periode 1988-1998 yakni Moerdiono. Moerdiono kemudian menyerahkan naskah proklamasi tulisan tangan Bung Karno kepada Kepala ANRI periode 1992-1998 kala itu yakni Noerhadi Magetsari.

Kini, naskah proklamasi yang asli telah tersimpan di ANRI selama 30 tahun sejak tahun 1992. Naskah itu disimpan di ruang dan tempat penyimpanan khusus.

Mengutip detiktravel, naskah proklamasi melalui metode pengawetan arsip yang bernama enkapsulasi. Proses ini seperti laminating dengan bahan dan metode yang berbeda.

Setelah dilapisi, arsip dibawa ke ruangan yang sudah diatur kelembabannya. Arsip ini disimpan dalam ruangan dengan suhu 18-20 derajat celcius standar daerah tropis.

Konsentrasi asam dan basa juga diatur, karena bila terjadi perubahan drastis kondisi arsip bisa rusak. ANRI juga memberikan berbagai kegiatan preservasi yang baik secara preventif maupun kuratif.

Selain itu, dilakukan juga risk assessment terhadap naskah proklamasi tulisan tangan Bung Karno yang bermanfaat untuk menilai risiko yang dihadapi atau akan dihadapi. Dengan demikian ANRI bisa mengontrol dan mengawasi risiko yang sudah ada serta meminimalisasi dampak atas risiko yang akan muncul.

Diketahui, pada peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan RI tahun 2022 lalu, naskah proklamasi asli turut ditampilkan dalam mimbar kehormatan pada Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Istana Merdeka pada 17 Agustus 2022.

Simak Video “Menilik Saat Tasikmalaya Jadi Ibu Kota Jawa Barat”
[Gambas:Video 20detik]

(nah/nah)