untung99.art

untung99.art: BM Diah Saksi dan Penyebar Teks Proklamasi


Untung99 menawarkan beragam permainan yang menarik, termasuk slot online, poker, roulette, blackjack, dan taruhan olahraga langsung. Dengan koleksi permainan yang lengkap dan terus diperbarui, pemain memiliki banyak pilihan untuk menjaga kegembiraan mereka. Selain itu, Untung99 juga menyediakan bonus dan promosi menarik yang meningkatkan peluang kemenangan dan memberikan nilai tambah kepada pemain.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian untung99.art dengan judul untung99.art: BM Diah Saksi dan Penyebar Teks Proklamasi yang telah tayang di untung99.art terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di koresponden@untung99.art, Terimakasih.

Erwin Dariyanto – detikNews

Kamis, 17 Agu 2017 12:27 WIB

BM Diah, Foto: Repro sampul buku tokoh sejarah yang menghayati zaman

Jakarta – Burhanuddin Mohammad Diah (BM Diah) adalah satu dari segelintir tokoh yang menjadi saksi perumusan naskah proklamasi di kediaman Laksamana Maeda. Sebagai wartawan, dia kemudian terlibat dalam penyebaran berita kemerdekaan Indonesia tersebut atas perintah langsung dari Bung Hatta.

“BM Diah serta orang-orang yang bekerja di dinas kewartawanan mengambil peranan menyebarkan proklamasi kemerdekaan,” kata sejarawan Anhar Gonggong saat berbincang dengan detikcom, Rabu (16/8/2017).

Bedanya memang, BM Diah ikut hadir langsung saat naskah proklamasi tengah dirumuskan. Lelaki kelahiran Kutaraja, Aceh, 7 April 1917 itu pula yang menyelamatkan teks asli proklamasi yang ditulis tangan Sukarno. Sebab setelah teks itu diketik ulang oleh Sayuti Melik, teks dalam tulisan tangan lantas dibuang begitu saja ke tempat sampah.

“Naskah proklamasi yang didikte Bung Hatta dan ditulis tangan oleh Bung Karno itu sempat dikuwel-kuwel dan dibuang setelah Bung Sajuti Melik mengetik naskah asli Proklamasi. Suami saya mengambil naskah draft itu, dirapikan dan diselipkan ke buku catatan yang dibawanya,” kenang Siti Latifah Herawati Diah, istri BM Diah, suatu ketika.

Kalau pun boleh disebut sial, BM Diah tak sempat menyaksikan langsung pembacaan teks proklamasi oleh Sukarno – Hatta, 17 Agustus 1945. Sebab dia dan sejumlah wartawan lainnya sudah terlanjur berada di Lapangan Ikada, tempat yang semula direncanakan untuk pembacaan proklamasi.

BM Diah dan rekan-rekannya menyebarkan berita proklamasi dengan mencetak surat kabar dan selebaran serta menyebarkannya ke pelosok Indonesia. Mereka juga kala itu berhasil menguasai percetakan milik Jepang.

Karena hingga September 1945 masih banyak tentara Jepang di Indonesia, BM Diah dan tokoh pemuda lainnya memutuskan ikut angkat senjata dan merebut percetakan “Djawa Shimbun” yang menerbitkan Harian Asia Raja. Pada awal Oktober 1945, ia kemudian menerbitkan surat kabar, Merdeka.

Selain menjadi wartawan, BM diah pernah menjadi duta besar Chekoslovakia, Inggris, dan Thailand pada 1959-1968. Selepas menjadi Duta Besar, dia ditunjuk menjadi Menteri Penangan.

Atas jasa-jasanya BM Diah menerima Bintang Mahaputra Utama dari Presiden Soeharto pada 10 Mei 1978. Ia juga meraih penghargaan medali perjuangan angkatan 45 dari Dewan Harian Nasional Angkatan 45 pada 17 Agustus 1995. Pada 10 Juni 1996, BM Diah menghembuskan napas terakhir. Hingga saat terakhir menjelang tutup usia, BM Diah masih terus bekerja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

(erd/tor)