untung99.art: 5 Pahlawan Nasional Wanita dan Kisah Perjuangannya
Untung99 menawarkan beragam permainan yang menarik, termasuk slot online, poker, roulette, blackjack, dan taruhan olahraga langsung. Dengan koleksi permainan yang lengkap dan terus diperbarui, pemain memiliki banyak pilihan untuk menjaga kegembiraan mereka. Selain itu, Untung99 juga menyediakan bonus dan promosi menarik yang meningkatkan peluang kemenangan dan memberikan nilai tambah kepada pemain.
Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian untung99.art dengan judul untung99.art: 5 Pahlawan Nasional Wanita dan Kisah Perjuangannya yang telah tayang di untung99.art terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di koresponden@untung99.art, Terimakasih.
Jakarta –
Pemerintah Indonesia memberikan gelar pahlawan nasional kepada beberapa tokoh yang telah berjuang mempertaruhkan nyawanya demi kemerdekaan dan kesejahteraan Indonesia. Mereka telah mengerahkan pikiran, tenaga, bahkan nyawanya demi bangsa.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri, pahlawan berarti orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya membela kebenaran. Jasa dan perbuatan para pahlawanlah yang kini membuat kehidupan kita lebih baik dan terbebas dari penjajah.
Gelar pahlawan nasional pun tidak hanya dimiliki oleh pejuang pria namun juga wanita. Selain berjuang di medan pertempuran, beberapa pahlawan nasional wanita berikut turut serta dalam mendukung kemajuan bangsa Indonesia. Siapa saja mereka?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
5 Pahlawan Nasional Wanita Indonesia:
1. Cut Nyak Dien
Cut Nyak Dien adalah pahlawan nasional yang terkenal berkat kegigihannya melawan pasukan Belanda saat Perang Aceh. Pahlawan wanita satu ini lahir di Aceh Besar pada tahun 1848.
Mengutip buku Kisah Heroik Pahlawan Nasional Terpopuler oleh Amir Hendarsah (2009), perjuangan Cut Nyak Dien berawal dari kedatangan Belanda pada Desember 1875. Dikarenakan hal tersebut, Cut Nyak Dien harus mengungsi ke daerah lain sehingga terpisah dari suami dan ayahnya.
Tiga tahun kemudian, sang suami tewas akibat pertempuran di Gle Tarum dan membuatnya bersumpah untuk menikah lagi dengan laki-laki yang bersedia membantu membalaskan dendamnya akibat kematian sang suami.
Cut Nyak Dien pun akhirnya bertemu dan menikah dengan Teuku Umar yang terkenal sebagai pejuang yang selalu mengalahkan Belanda. Setelah Teuku Umar gugur, Cut Nyak Dien tetap melanjutkan perjuangannya dalam bergerilya melawan pasukan Belanda hingga akhir hayatnya.
2. Raden Ajeng Kartini
Raden Ajeng Kartini merupakan pahlawan nasional wanita yang berjuang atas kesetaraan hak perempuan dan hak perempuan untuk meraih pendidikan. RA Kartini lahir di Jepara pada 21 April 1879, sehingga setiap tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Kartini.
Perjuangannya terbukti dari sekolah perempuan yang berhasil ia bangun yakni Yayasan Kartini pada tahun 1912. Sekolah tersebut berada di Semarang, Malang, Surabaya, Yogyakarta, dan daerah lainnya.
RA Kartini merupakan anak seorang Bupati yang ketika suda berusia 12 tahun harus dipingit. Selama masa itu, RA Kartini menghabiskan waktunya dengan membaca dan menulis surat kepada sahabat-sahabatnya di Belanda.
Kemudian, RA Kartini aktif memperjuangkan cita-citanya untuk mewujudkan kesetaraan perempuan dengan laki-laki. Salah satu karya terkenalnya diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul Door Duisternis Tot Licht yang berarti Habis Gelap Terbitlah Terang.
3. Dewi Sartika
Sama seperti RA Kartini, Dewi Sartika adalah pahlawan nasional wanita yang memperjuangkan pendidikan kaum perempuan. Wanita yang lahir di Cicalengka pada 4 Desember 1884 ini memiliki latar keluarga ningrat yang membuat dirinya bisa mendapatkan pendidikan.
Mengutip buku Nama & Kisah Pahlawan Indonesia dari masa VOC, Belanda, Jepang, hingga Masa Pembangunan oleh Angga Priatna dan Aditya Fauzan Hakim (2013), Dewi Sartika adalah wanita yang cerdas dan dapat menyerap banyak pengetahuan seperti tradisi sunda, bahasa Belanda, dan lainnya.
Berkat pendidikannya yang memadai dibanding perempuan-perempuan pada masa itu, ia mendirikan Sakola Istri (Sekolah Putri).
Sekolah tersebut pertama dibuka pada tahun 1904 dengan murid sebanyak 20 orang. Bersama asistennya, Dewi Sartika mengajari mereka membaca, menulis, berhitung, menjahit, hingga mengajarkan pelajaran agama.
Sakola Istri kemudian berkembang dan berubah namanya menjadi Sakola Kautamaan Istri. Sekolah tersebut akhirnya melahirkan melahirnya sosok Dewi Sartika baru lainnya yang kemudian turut mengembangkan Sakola Kautamaan Istri yang kini telah ada di luar Pulau Jawa.
4. Cut Nyak Meutia
Pahlawan nasional wanita asal Aceh lainnya adalah Cut Nyak Meutia. Dikutip dari buku Mengenal Pahlawan Indonesia (ed. Revisi) oleh Arya Ajisaka dan Anna Maria Fitrawati (2008), ia merupakan istri dari Teuku Muhammad atau Teuku Cik Tunong.
Pada Maret 1905, Cik Tunong berhasil ditangkap Belanda kemudian dihukum mati. Sebelum meninggal ia berpesan kepada sahabatnya Pang Nanggroe untuk menikahi istrinya dan merawat anaknya.
Lalu, Cut Meutia pun menikah dengan Pang Nanggroe dan bergabung ke dalam pasukan di bawah pimpinan Teuku Muda Gantoe. Setelah suaminya tewas, Cut Nyak Meutia bangkit dan terus melakukan perlawanan untuk menyerang dan merampas pos-pos kolonial.
Saat tengah melawan pasukan Belanda, Cut Meutia gugur dengan kondisi butiran timah panas bersarang di kepala dan dadanya. Berkat perjuangannya, ia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan SK Presiden RI No. 107/1964.
5. Christina Martha Tiahahu
Christina Martha Tiahahu adalah pejuang asal Maluku yang merupakan putri dari pimpinan Kapitan Paulus Tiahahu. Ia ikut ayahnya berjuang melawan Belanda pada usianya yang masih sangat muda.
Christina Martha sempat menguasai Benteng Beverwijk, namun akhirnya ia tertangkap oleh Belanda. Sang ayah mendapat hukuman mati sedangkan ia dibebaskan karena masih belum cukup umur.
Melihat hukuman mati sang ayah secara langsung, membuat tekadnya untuk melawan Belanda semakin menggolak. Ia melakukan pemberontakan lagi namun berhasil tertangkap bersama 39 pejuang lainnya. Akhirnya ia meninggal setelah jatuh sakit dan dihukum dengan dibuang ke Pulau Jawa bersama pasukannya.
Itulah lima pahlawan nasional wanita beserta kisah perjuangannya. Mari kita hargai jasa dan pengorbanan mereka.
Simak Video “5 Tokoh Akan Dianugerahi Pahlawan Nasional, Salah Satunya dr Soeharto”
[Gambas:Video 20detik]
(faz/faz)